Skip to main content

Cara Merumuskan Tujuan dan Indikator Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Setelah Bapak dan Ibu guru memahami Capaian Pembelajaran (CP). Kemudian guru akan mendapatkan gambaran ide mengenai apa saja yang harus dipelajari oleh siswa dalam suatu fase. Lalu, guru akan memulai mengolah ide, terus menggunakan kata-kata kunci untuk merumuskan tujuan pembelajaran. 

Melalui tujuan pembelajaran inilah, ketercapaian peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran bisa didapatkan. Sehingga, pada penghujung Fase mereka dapat mencapai Capaian Pembelajaran. Karena itu, untuk CP dalam satu fase, guru perlu mengembangkan beberapa tujuan pembelajaran.

Dalam tahap merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik belum mengurutkan tujuan-tujuan tersebut, cukup merancang tujuan-tujuan belajar yang lebih operasional dan konkret saja. Adapun urutan-urutan tujuan pembelajaran akan disusun pada tahap berikutnya.

kamusbiologisma

Dengan begitu, guru dapat melakukan proses pengembangan rencana pembelajaran atau modul ajar langkah demi langkah. Cara ini sama persis saat guru melakukan aktivitas PPG tentang merumuskan tujuan dan indikator pembelajaran.

Komponen Tujuan Pembelajaran

Dalam penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama, yaitu:

1. Kompetensi

Adalah kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan ini antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?

2. Lingkup Materi

Adalah konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP.

Misalnya, apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA).

Rumusan Tujuan Pembelajaran Menggunakan Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom berguna dalam proses perumusan tujuan pembelajaran. Namun, taksonomi Bloom ini telah direvisi seiring dengan perkembangan hasil-hasil penelitian. 

Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan taksonomi berdasarkan Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat ini. Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

#1 Level 1. Mengingat

Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk de    nisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya.

#2 Level 2. Memahami

Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.

#3 Level 3. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan.

#4 Level 4. Menganalisis 

Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.

#5 Level 5. Mengevaluasi

Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.

#6 Level 6. Menciptakan

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah ada.

Merumuskan Tujuan Pembelajaran Berdasarkan Tighe dan Wiggins

Selain taksonomi bloom, untuk merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik juga dapat merujuk pada teori lain yang dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang enam bentuk pemahaman. 

Sebagaimana yang disampaikan dalam penjelasan tentang CP, pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar menggunakan informasi untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan. Menurut Tighe dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan melalui kombinasi dari enam kemampuan berikut ini:

  1. Penjelasan (explanation), Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan, menjelaskan sebuah teori, dan menggunakan data.
  2. Interpretasi, Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan, atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain.
  3. Aplikasi, Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan).
  4. Perspektif, Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
  5. Empati, Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.
  6. Pengenalan diri atau refleksi diri, Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.

Sekilas tentang Rumusan Pembelajaran Marzano

Sementara itu, Marzano (2000) mengembangkan taksonomi baru untuk tujuan pembelajaran. Dalam taksonominya, Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan. Ketiga sistem tersebut adalah sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system). 

Sistem diri adalah keputusan yang dibuat individu untuk merespon instruksi dan pembelajaran: apakah akan melakukannya atau tidak. Sementara sistem metakognitif adalah kemampuan individu untuk merancang strategi untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan. 

Selanjutnya sistem kognitif mengolah semua informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ada 6 level taksonomi menurut Marzano:

1. Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)

Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentikasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan.

2. Pemahaman

Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentifikasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan: integrasikan dan simbolisasi.

3. Analisis

Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis ini bukan hanya mengidentifikasi karakteristik penting dan tidak penting, tapi analisis juga mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. 

Ada lima proses analisis, yaitu: 1) mencocokan, 2) mengklasifikasikan, 3) menganalisis kesalahan, 4) menyamaratakan, dan 5) menspesifikasikan.

4. Pemanfaatan Pengetahuan

Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. 

Tugas sulit seperti ini adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan.

5. Metakognisi

Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi, yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.

6. Sistem Diri

Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut. 

Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.

Penutup

Setelah membaca ulasan di atas, sebaiknya guru tidak hanya fokus pada satu teori saja. Guru dapat menggunakan teori atau pendekatan lain dalam merancang tujuan pembelajaran.

Selama teori tersebut di nilai relevan dengan karakteristik mata pelajaran serta konsep/topik yang dipelajari, karakteristik peserta didik, dan konteks lingkungan pembelajaran. Beberapa catatan khusus terkait dengan perumusan tujuan pembelajaran di jenis dan jenjang pendidikan tertentu:

  • Pada Capaian Pembelajaran PAUD, penyusunan tujuan pembelajaran mempertimbangkan laju perkembangan anak, bukan kompetensi dan konten seperti pada jenjang lainnya.
  • Pada Pendidikan Khusus, selain kompetensi dan konten, tujuan pembelajaran juga mencakup variasi dan akomodasi layanan sesuai karakteristik peserta didik. Selain itu, tujuan pembelajaran diarahkan pada terbentuknya kemandirian dalam aktivitas sehari-hari sampai kesiapan memasuki dunia kerja.
  • Pada pendidikan kesetaraan, dalam merumuskan tujuan pembelajaran memperhatikan karakteristik peserta didik, kebutuhan belajar dan kondisi lingkungan.
  • Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMK , tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dapat disusun bersama dengan mitra dunia kerja. Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan beberapa alternatif di bawah ini:

Sebagai tambahan, perhatikan alternatif dalam merumuskan tujuan pembelajaran berikut ini:

  • Alternatif 1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara langsung berdasarkan CP
  • Alternatif 2. Merumuskan tujuan pembelajaran dengan menganalisis "kompetensi" dan "lingkup Materi" pada CP.
  • Alternatif 3. Merumuskan tujuan pembelajaran Lintas Elemen CP.

Sumber bacaan: Kajian Akademik Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran. (2022). Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia

Comment Policy: Untuk mengisi komentar, pertanyaan, dan info lain terkait artikel, silahkan klik tombol di bawah ini.
Buka Komentar
Tutup Komentar